MAKALAH
ILMU PENGETAHUAN
DISUSUN OLEH:
REZKY ARSITA DASRI
13.501.340
N13
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Bismillahi Rahmani Rahim . .
Segala puji bagi Allah SWT. Mahasuci Tuhan yang
kepadanya lapisan-lapisan langit dengan berbagai unsurnya bertasbih. Mahasuci
Tuhan yang kepada-Nya samudra-samudra dengan berbagai gelombangnya bertasbih.
Mahasuci Tuhan yang kepada-Nya ikan-ikan dengan beragam bahasanya bertasbih.
Mahasuci Tuhan yang kepada-Nya ketujuh lapisan langit dan bumi dengan beragam
makhluk hidup yang menghuninya bertasbih. Segala puja dan puji hanya milik
Allah SWT karena atas hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Makalah kami
yakni “ILMU PENGETAHUAN”
. Shalawat dan salam tercurah untuk panutan manusia, baginda Rasulullah
SAW atas bimbingan dan kerja kerasnya dalam membuka mata bathin dan mata hati
ummat manusia dimasa lalu, peradaban kemanusiaan kini dapat hadir secara
sempurna dimuka bumi.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit
masalah yang penyusun dapatkan.
Sebagai penulis,
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu Kami mengaharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari saudara/saudari, demi mengembangkan dan menyempurnakan isi
makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata kami ucapkan Syukran
Katsir kepada Gurunda selaku dosen Mata Kuliah Pengantar Filsafat, begitupun
dengan saudara(i) yang telah membantu kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Amiin.
Makassar,
23 Oktober 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bicara pengetahuan maka kita akan bicara tentang
penalaran, kemampuan penalaran manusia menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan
yang merupakan rahasia kekuasaan-kekuasaannya. Manusia satu-satunya mahluk yang
mengembangkan pengetahuan secara sungguh-sungguh. Binatang hanya terbatas mempunyai pengetahuan untuk
kelangsungan hidupnya saja (survival). Hakikat
penalaran merupakan suatu proses berfikir dalam menarik kesimpulan yang berupa
pengetahuan. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan
dengan kegiatan berfikir dan bukan karena perasaan, meskipun kata pascal,
hatipun mempunyai logika sendiri.
Dengan pola yang bersifat Jamak (plural) dan bukan
tunggal (singular). Kedua ciri penalaran adalah bersifat analitik proses
berfikir ( berfikir yang menyandarkan kepada suatu analisis dan kerangka
berfikir yang digunakan untuk analisis). Ilmu pengetahuan berkembang
seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia yang berlangsung secara
bertahap, evolutif. Oleh karena untuk memahami strategi
pengembangan ilmu,maka kita perlu mengetahui secara global sejarah perkembangan
ilmu. Karena melalui sejarah perkembangan ilmu,kita dapat memahami makna
kehadiran ilmu bagi umat manusia.
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju
dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub
ilmu pengetahuan baru bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi
seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu, tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985),
bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin
dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya
dapat ditentukan. Implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984), adalah
bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta
semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis dengan ilmu
terapan atau praktis. Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu dengan ilmu
yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta
mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang
mampu mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel kant
(dalam Kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan
disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan
manusia secara tepat. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat menempatkan objek
sasarannya Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat ilmu terutama diarahkan
pada komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu
ontologi, epistemologi dan aksiologi. Interaksi antara ilmu dan filsafat
mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik
jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari
filsafat.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
Pengertian Ilmu Pengetahuan ?
2. Apa
hakikat Ilmu Pengetahuan ?
3. Apa
Objek Ilmu Pengetahuan ?
4. Apa
sumber Ilmu Pengetahuan ?
5. Apa
manfaat mempelajari ilmu pengetahuan ?
C.
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Untuk
mengetahui dan mendalami tentang pengertian Ilmu Pengetahuan
2. Untuk
mengetahui lebih luas lagi bagaimana hakikat , objek dan sumber Ilmu pengetahuan
tersebut.
3. Untuk
mengetahui apa saja hikmah dan pentingnya mempelajari Ilmu Pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
ILMU PENGETAHUAN
Ilmu berasal dari kata “ alima ” (bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science
secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio,
scire (bahasa latin yang artinya tahu). Secara terminologis ilmu dan science
punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan
rangkaian kata yang sangat berbeda namun memiliki kaitan yang sangat kuat. Ilmu
dan pengetahuan memang terkadang sulit dibedakan oleh sebagian orang karena
memiliki makna yang berkaitan dan sangat berhubungan erat. Membicarakan masalah
ilmu pengetahuan dan definisinya memang sebenarnya tidak semudah yang
diperkirakan.
Di dalam
kamus Bahasa Indonesia, ilmu merupakan pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu.
Adapun beberapa
definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh Bakhtiar tahun 2005
diantaranya adalah :
Ø Mohamad Hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang
teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya maupun menurut
kedudukannya tampak dari luar maupun menurut
bangunannya dari dalam.
Ø Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag mengatakan
ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya
serentak.
Ø Karl Pearson mengatakan ilmu adalah lukisan
atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan
istilah yang sederhana.
Ø Ashley Montagu menyimpulkan bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi
dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Ø Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan
yang disistemasikan dan suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh pancaindrea manusia.
Ø Afanasyef menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat
dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum yang
ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dari beberapa
definisi ilmu yang dijelaskan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu
merupakan pengetahuan yang rasional, sistematik, konfrehensif, konsisten, dan
bersifat umum tentang fakta dari pengamatan yang telah dilakukan. Dan berdasarkan definisi di atas terlihat jelas
ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah
keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan
pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense, tanpa
memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan
tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini
landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan
tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji
lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan
berdasarkan pengalaman belaka.
Secara lebih
jelas, ilmu seperti
sapu lidi, yakni sebagian lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan
pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan
adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat
lainnya yang belum tersusun dengan baik.
Jadi, dari
asumsi-asumsi, pendapat-pendapat yang telah dikumpulkan, maka ilmu pengetahuan
dapat didefinisikan sebagai seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,
dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ø Ilmu itu sendiri terbagi menjadi 2 bagian:
v Ilmu pengetahuan (ilmu yang ilmiah) adalah ilmu yang
diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal
dari luar diri manusia secara ilmiah, yakni dengan menerapkan metode ilmiah.
v Ilmu Non pengetahuan adalah ilmu yang diperoleh dan
dikembangkan secara sistematik terhadap kemampuan diri manusia ataupun terhadap
ide di alam pikiran manusia secara deduktif dan analitik. Misalnya kebathinan, bela diri, matematika, dan lain-lain.
B. HAKIKAT
ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan
merupakan hasil dari keingintahuan manusia dengan suatu subjek yang ingin
diketahuinya. Pada hakikatnya, manusia memahami secara sederhana apa itu
pengetahuan namun yang menjadi masalahnya tidak semua manusia dapat
mendefinisikan dengan baik pengetahuan ilmu pengetahuan itu. Karena sebenarnya,
pengetahuan itu timbul karena manusianya sendiri yang mencari tahu. Ilmu kadang
memiliki makna sebagai sesuatu yang dimiliki seseorang setelah ia
mempelajarinya, sementara pengetahuan adalah apa yang diketahuinya.
Hakikat
pengetahuan menurut aliran yang berkembang yakni:
1)
Idealisme
Para
penganut aliran idealisme berpandangan bahwa pengetahuan adalah proses-proses
mental dan psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan
tidak lain merupakan gambaran subjektif tentang suatu kenyataan. Menurut
mereka, pengetahuan tidak memberikan gambaran sebenarnya tentang kenyataan yang
berada di luar pikiran manusia.
2)
Empirisme
Tentang
asal-usul pengetahuan para penganut aliran ini mengatakan bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman indra. Tentang hakikat pengetahuan, mereka mengatakan
bahwa pengetahuan adalah pengalaman. Seorang tokoh empirisme radikal adalah
David Hume. Dia berpendapat bahwa ide-ide dapat dikembalikan kepada
sensasi-sensasi (rangsang indra). Pengalaman merupakan ukuran terakhir dari
kenyataan. Apa yang dialami, itulah pengetahuan.
3)
Positivisme
Kalau
idealisme dapat dianggap sebagai kelanjutan dari rasionalisme, maka positivime
merupakan perpanjangan dari empirisme. Para penganut aliran ini menolak
kenyataan di luar pengalaman. Mereka mengatakan bahwa kepercayaan yang
berdasarkan dogma harus digantikan pengetahuan yang berdasarkan fakta.
4)
Pragtisme
Tokoh-tokoh
aliran ini antara lain Willian James, John Dewey, dan C.S. Pierce. Menurut
aliran ini, hakikat pengetahuan terletak dalam manfaat praktisnya bagi
kehidupan. Pengetahuan adalah sarana bagi perbuatan. C.S. Pierce mengatakan
bahwa yang penting adalah pengaruh sebuah ide atau pengetahuan bagi sebuah
rencana. Nilai sebuah pengetahuan tergantung pada penerapannya secara konkrit
dalam kehidupan masyarakat. Suatu pengetahuan itu benar bukan karena ia
mencerminkan kenyataan obyektif, melainkan karena ia bermanfaat bagi umum.
Menurut William James, ukuran kebenaran ditentukan oleh akibat praktisnya.
Sedangkan John Dewey menegaskan tidak perlu mempersoalkan kebenaran suatu
pengetahuan, tapi sejauh mana pengetahuan memecahkan persoalan yang dihadapi
masyarakat.
C. OBJEK ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bertujuan untuk mencapai
kebenaran ilmiah tentang objek tertentu, yang diperoleh melalui pendekatan atau
cara pandang (approach), metode (method), dan sistem tertentu.
Objek ilmu pengetahuan itu ada yang berupa materi (objek
material) dan ada yang berupa bentuk
(objek formal).
1) Objek material adalah seluruh
bidang atau bahan yang dijadikan telaahan ilmu.sasaran
material suatu penyelidikan, pemikiran, atau penelitian
keilmuan bisa berupa benda-benda material maupun yang nonmaterial, bisa pula berupa hal-hal, masalah-masalah, ide-ide dan konsep-konsep.
2) Objek
formal adalah objek yang berkaitan dengan bagaimana
objek material itu ditelaah oleh suatu ilmu, perbedaan objek setiap ilmu itulah
yang membedakan ilmu satu dengan yang lainnya terutama objek formalnya. mi objek
material yang disoroti oleh suatu ilmu, sehingga membedakan ilmu satu dengan
ilmu lainnya, jika berobjek material sama.
Pada garis besarnya, objek ilmu pengetahuan ialah alam dan manusia.
Dari keterangan diatas dapat dipahami bahwa menurut
objek formalnya, ilmu pengetahuan itu justru berbeda-beda dan banyak jenis
serta sifatnya. Ada yang tergolong ilmu pengetahuan fisis (ilmu pengetahuan
alam), karena pendekatan yang dilakukan menurut segi yang fisis. Ada pula yang
tergolong ilmu pengetahuan non-fisis (ilmu pengetahuan sosial dan humaniora
serta ilmu pengetahuan Ketuhanan), karena
pendekatannya menurut segi kejiwaan. Golongan pertama termasuk ilmu pengetahuan
yang bersifat kuantitatif, sedangkan golongan kedua merupakan ilmu pengetahuan
yang bersifat kualitatif.
D.
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
v
Alam
semesta
Manusia sebagai wujud yang
materi, maka selama dialam materi ini dia tidak akan lepas dari hubungannya
dengan materi secara interaktif. Hubungan manusia dengan materi, menuntutnya
untuk menggunakan alaat yang sifatnya materi pula yakni indra, karena sesuatu
yang materi tidak bisa diubah menjadi yang materi. Contoh yang paling nyata
dari hubungan dengan materi dengan cara yang sifatnya materi pula adalah
aktivitas kesehariaan mmanusia didunia ini, seperti makan, minum dan lain-lain.
Dengan demikian, alam semesta yang materi merupakan sumber pengetahuan yang
paling awal dan indra merupakan alat untuk mendapatkan pengetahuan dari alam
fisik ini.
v
Alam
akal atau nalar
Kaum rasionalis, selain alam
semesta atau alam fisik mereka meyakini bahwa akal merupakan sumber pengetahuan
yang kedua dan sekaligus juga sebagai alat pengetahuan. Mereka menganggap bahwa
akallah yang sebenarnya menjadi pengetahuan sedangkan indra hanya pembantu
saja. Indra hanya merekam atau memotret realita yang berkaitan dengannya, namun
yang mentimpan dan mengolah adalah akal. Karena kata mereka, indra saja tanpa
akal tidak ada artinya dan untuk menggeneralisasikan indra juga dibutuhkan
akal. Alam akal digolongkan sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan karena :
a). Dalam pemikiran akal menarik
kesimpulan.
Yang dimaksud dengan menarik
kesimpulan adalah mengambil sebuah hukum atas sebuah kasus tertentu dari hukum
yang general. Aktivitas ini dalam istilah logika disebut silogisme kategoris
demonstratif.
b)
Mengetahui konsep-konsep yang general dengan
melalui 3 tahapan yaitu persentuhan indra dengan materi, perekaman kedalam
benak dan penyimpulan
c)
Pengelompokan wujud
Akal
mempunyai kemampuan mengelompokkan segala yang ada dialam realita kebeberapa
kelompok. Misalnya realita-realita yang dikelompokkan kedalam subtansi, apakh
benda itu bersifat cair atau keras, dsb.
d)
Akal dapat menggabungkan dan dapat menyusun. Akal
juga dapat memilah dan menguraikan.
e)
Kreatifitas. Dalam hal ini, akal dapat bersifat
membangun dan mengeluarkan pendapat atau pemikiran dalam mengefisienkan sesuatu.
Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa akal juga termasuk sumber
ilmu pengetahuan sekaligus sebagai alat mencapai pengetahuan. Akal itu sebagai
kekuatan fitri sehingga membuat manusia lebih tinggi dibandingkan dengan hewan.
Diperjelas dalam karyanya Ihya Ulum Addin bahwa yang menjadi jiwa rasional
adalah akal. Sama halnya menurut Imannuel kant bahwa akal mengucapkan
putusan-putusan. Artinya, akal menyimpulkan apa yang ditangkap oleh indra, bagaimanakah
sifat, bentuk, kandungan, dan proses yang ada pada objek atau sesuatu yang
ditangkap oleh indra tersebut.
v
Hati (
Intuisi ) dan Ilham
Kaum empiris memandang bahwa
sesuatu yang inmateri adalah tidak ada, maka pengetahuan tentang materi tidak
mungkin ada. Sebalikya kaum Ilahi yang meyakini bahwa ada suatu hal yang lebih
luas dari sekedar materi, mereka meyakini keberadaan hal-hal yang inmateri.
Pengetahuan tentangnya tidak mungkin lewat indra tetapi lewat akal dan hati.
Hati dapat merasakan sesuatu hal yang lain yang bukan bersifat materi, tetapi
merasakan apa yang ada dalam dirinya sendiri seperti rasa sakit, rasa lapar dan
sebagainya.
Dalam konteks Islam pengetahuan
intuitif merupakan pengetahuan khas manusia. Pengetahuan ini sebenarnya juga
berada pada akal budi manusia, tetapi yang dibedakan disini adalah menekankan
pada sistematika dan kekuatan metodologis. Selain itu, terdapat sumber
pengetahuan lagi dalam perspektif Islam yaitu ilham dan wahyu. Hal ini
disebutkan sebagai sumber pengetahuan tertinggi diluar struktur pengalaman dan
pengetahuan rasio, bahkan diluar jangkauan akal. Para filosof sufilah yang memaparkan hal
ini. Pengetahuan wahyu juga dapat mengungkap tabir metafisik. Perbedaan antara
wahyu dan ilham adalah pengetahuan tentang alam ghaib yang dicapai manusia
lewat hati jika berkenaan dengan pribadi seseorang saja disebut ilham. Namun
jika berkaitan dengan bimbingan ummat manusia dan penyempurnaan jiwa mereka
dengan syariat disebut wahyu.
E. MANFAAT ILMU PENGETAHUAN
ü Dengan
ilmu manusia diberikan kewenangan untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Tercermin
dalam al-qur’an surah Al-baqarah ayat 31-32.
ü Ilmu mengantarkan
manusia pada makrifatullah sebagaimana tersirat dalam surah Al-alaq ayat 1-5.
ü Orang
berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT sebagaimana tercermin dalam
surah Al-Mujadilah ayat 11.
ü Orang
yang berilmu tidak akan pernah menjadi atheis karena ilmu pada hakikatnya
diciptakan untuk menjadikan manusia sebagai hamba yang bersyukur atau dalam
tafsir jalalain agar manusia beriman kepada Allah. Hal ini nampak jelas dalam
surah An-nahl ayat 78
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
v Ilmu seperti sapu lidi, yakni sebagian
lidi yang sudah diraut dan dipotong ujung dan
pangkalnya kemudian diikat, sehingga menjadi sapu lidi. Sedangkan pengetahuan
adalah lidi-lidi yang masih berserakan di pohon kelapa, di pasar, dan tempat
lainnya yang belum tersusun dengan baik.
Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai seluruh usaha sadar
untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai
segi kenyataan dalam alam manusia.
v
Pada hakikatnya, manusia memahami secara sederhana
apa itu pengetahuan namun yang menjadi masalahnya tidak semua manusia dapat
mendefinisikan dengan baik pengetahuan ilmu pengetahuan itu. Karena sebenarnya,
pengetahuan itu timbul karena manusianya sendiri yang mencari tahu.
v Objek
kajiannya ada 2 yakni : Objek Material dan objek Formal.
v Sumber
Ilmu Pengetahuan berasal dari : Alam semesta, alam akal atau nalar, alam hati
dan ilham.
v Manfaatnya
dapat menjadikan manusia sebagai manusia yang berguna dan memahami makna dari
Ilmu Pengetahuan yang sesungguhnya.
DAFTAR
PUSTAKA
_FR171210.blogspot.com/2010/12/pengertian+ilmu+pengetahuan.html
_REFIRIKI.blogspot.com/2012/04/hakikat+ilmu+pengetahuan.html
_AMOEBASHOL.blogspot.com/2011/06/objek+ilmu+pengetahuan.html
_AMOEBASHOL.blogspot.com/2011/05/sumber+ilmu+pengetahuan.html
_FERI.blogspot.com/2010/06/manfaat+ilmu+pengetahuan.html